Sabtu, 01 Februari 2014

Kecoa

Sabtu kemarin, aku melakukan perjalanan ke Cirebon dengan menumpang kereta Argo Jati. Di dalam ular besi yang berjalan menembus angin itu, terdengar sayup-sayup lagu Butiran Debu yang dinyanyikan oleh Raissa. Aku pun hanyut dalam syair lagu yang sebenernya amat cengeng itu. Tapi, nggak apa-apa kali ya sekali-kali cengeng.

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu.


Kalimat diatas adalah penggalan syairnya. Perih menusuk-nusuk hatiku, menebas keikhlasanku dan nyaris mengalirkan sungai di sudut mataku. Aku berusaha mengembalikan kesadaran, memperkuat otak kanan biar nggak kelihatan cengeng dimata ayah yang duduk disampingku. Untunglah aku nggak kelihatan lagi nangis.

Syukurlah, nggak butuh waktu lama, kesadaranku udah balik. Aku jadi mikir. Apa iya, tanpa ada kekasih dunia bakal kiamat, jadi butiran debu, sementara orang yang kita tangisi itu nggak pernah nangisin kita? How stupid we are!

“Emang salah, kalau patah hati?” Ya salah, dosa besar tuh. Makanya kata Allah, jangan deket-deket zina. Ya ini efeknya. Jangan ya jangan, nggak pake sedikit atau banyak. Tetep dosa, sebab efek ‘pembodohannya’ akan luar biasa. Sulit tidur, sementara dia asik ngorok. Nggak bisa makan, sementara dia makan-makan sama gebetan baru. Nggak bisa moveon, sementara dia udah cari teman maksiat baru. Nah!

Segitu aja efeknya? Masih ada lagi. Kita mungkin juga ngrasa nggak bermakna, ngarasa bukan siapa-siapa, atau ngrasa nggak berharga. Ngaku deh… Bener kan? Padahal, kehadiran kita mungkin nggak berarti buat satu orang, tapi di sekeliling kita, ratusan orang mencintai kita. Mereka nggak pernah nyakitin kita dan kita pun bisa memberi arti buat mereka.

Kehadiran dan ketidakhadiran kita sangat berdampak bagi orang-orang sekitar kita, minimal bagi orang tua kita yang udah mulai menua. Ini perlu kita sadari. Lagi pula, banyak orang yang nunggu kita jadi ‘orang’. Jadi perempuan yang membanggakan dan sukses. Terus, apa mau kita patahkan harapan mereka dengan luka yang cemen itu? Luka yang menjadikan kita hanya butiran debu. Apa yang mau dikenang dari hidup model gini.

Oke, cukup sekian cerita penyembuhan hatinya. Kita lanjutkan dengan cerita penyembuhan yang lain. Satu hal yang harus diingat, semua orang boleh meninggalkan kita, asal Allaah tidak. Ya Rabb, tanpa-Mu, hamba hanya butiran debu. Ini baru bener, kalau cuma “kecoa” alias mantan, jangan sampe bikin kita mati.
Aku nggak sedang ngomongin mantan, tapi kecoa, makhluk yang paling menakutkan buat para wanita. Penampilannya kecil, dan yang aneh dari binatang satu ini adalah dia bisa hidup dan berguling-guling di lantai meski tanpa kepala.

Yang paling nyebelin, saudara-saudara, binatang yang bernama kecoa ini suka muncul tanpa diminta, bahkan saat kita lagi nyantai. Kemunculannya bisa dipastikan bikin banyak wanita mengkeret, marah, dan nggak tahu musti ngapain. Karena, si kecoa suka muncul dari arah tak terduga dan di tempat yang nggak terpikirkan oleh kita. Ia muncul tanpa diundang dan pulang tanpa diantar.

Si kecoa juga bisa muncul dengan narsis dan nempel dimanapun dia suka. Kalau kita usir, dia bisa-bisa malah terbang dan nempel di tubuh kita. Satu-satunya cara ya digeprak sampe gepeng. Sadis sih, tapi mau gimana lagi?

Nah, mantan juga mirip kecoa. Ia kadang muncul saat hati kita sedang tenang dan damai. Saat sudah nggak bersamanya, kenangan tentangnya kadang tiba-tiba saja mengganggu. Sampe pusing rasanya kepala. Khawatir juga sih kalo dia tiba-tiba muncul di depan kita. Iya kalau sendiri, nah kalo dia udah ada gandengan lain, sementara kita masih sendiri? Gimana nggak pengen geprak tuh mantan kayak kecoa tadi?

“Sadis lo!”

Emang sih, yang pernah hadir nggak bisa hilang dari otak, kecuali otak kita diganti dengan otak yang baru. Tapi, itu nggak mungkin kan? Emang mau belah tengkorak cuma buat buang serpihan kecoa yang udah mati? Yang bisa diganti adalah hati. Kan, kata pak ustadz, Allah Maha Membolak-balikan Hati. Jadi, minta aja biar hatinya dibalik. Nah, yang repot kalau si mantan juga nempel di hati. “Gimana tuh?” ya, minta diganti dengan hati yang baru dong. Kan, kata pak ustadz lagi, Allah itu pemilik semua hati. Minta ganti aja dengan hati yang baru. Hati yang nggak ada kecoanya.



Hehehe, tulisan diatas bukan hasil dari pikiranku, ini aku kutip dari buku “Perempuan Pencari Tuhan edisi-2” by Rindu Ade, disini aku cuma ngetik ulang :p Semoga dapat diambil hikmahnya^^

To  be continued ya….

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dream, Pray & Action! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template