Apa sih yang kalian pikirkan tentang anak kuliahan?
Yang aku pikirkan pada saat aku
masih duduk di bangku sekolah, ketika melihat kakak-kakakku yang sudah kuliah; *berarti
kalau aku kuliah di luar kota dan menjadi anak kuliahan* aku harus mandiri.
Cuma itu sih, MANDIRI. Semenjak itu aku jadi berfikir *kebanyakan pikiran*
gimana ya kalo aku jauh dari orang tuaku. Apa aku bisa?
Fyi, aku anak terakhir yang tau
sendirilah ya kalian, gimana kalau anak terakhir itu. Aku sebenernya ga suka di
manja, cuma dari kedua kakakku aku merasa aku yang paling dikhawatirkan.
*Try, Mbak Erna, Mbak Ani*
Kakak ku yang pertama, Mbak Erna namanya. Dia harus merasakan hidup mandiri dan jauh dari orang tua sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas, entah untuk alasan apa Mbak Erna di sekolahkan di luar Jawa Barat, tepatnya di Kebumen-Jawa Tengah. Aku ga tahu, karena saat itu aku masih kecil. Jarak usiaku dan Mbak Erna aja lumayan jauh, 12 tahun. Hehe pas dia di wisuda aja, aku masih kelas 6 SD. Dia tinggal bersama eyangbapak dan eyangmbok, panggilan untuk kedua kakek-nenekku hehe... tapi, setelah merasakan beberapa tahun tinggal jauh dari orang tua Mbak Erna melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri di Jakarta.
Kakak ku yang kedua, Mbak Ani
namanya. Nah ini nih, bisa dibilang aku mengikuti jejaknya. Setelah lulus SMA,
dan harus berhenti satu tahun setelah lulus karena disuruh Allah untuk belajar
dulu, dan belajar lebih giat untuk menghadapi tes seleksi masuk perguruan
tinggi. Alhamdulillah perjuangannya terbayarkan dengan dia lolos masuk PTN di
Semarang, tepatnya di PTN tempat dimana aku menuntun ilmu saat ini. Selama 4
tahun dia tinggal di Semarang, dan pulang ke rumah setiap liburan semester aja.
Eh ini yang sama jejaknya, cuma sama-sama kuliah di PTN yang sama, dan prodi
yang sama. *Ih Mbak Ani mah sukanya ngikut-ngikut* *lahkok?
Kini, saatnya diriku yang
merasakannya. Aku jadi belajar dari kedua kakakku. Mereka aja bisa kok hidup
mandiri. Aku pun pasti bisa. Setelah lulus SMK, aku daftar tes seleksi PTN.
Awalnya aku juga bingung untuk pilih universitas mana. Tapi, aku maunya kuliah
di Jakarta aja. Karena saat itu masih kepikiran, aduh aku bisa ga sih kalau
tinggal jauh dari orang tua. Tapi Allah berkehendak lain, sebelum aku merasakan
untuk menjadi seperti sekarang, jadi anak kuliahan yang merantau. Sebelum lulus
SMK, aku sudah harus ditinggal oleh Ibuku. Allah sayang sama Ibuku, jadi Ibu
dipanggil Allah lebih dulu J
Oh iya, pernah ga sih kalian
kepikiran tentang hal-hal yang belum terjadi, kalian ingin akan terjadi seperti
ini tapi malah terjadinya seperti ini? Hehe... Kita ga mau kayak gini, tapi
kalau Allah Sang Maha Pemberi Hidup maunya hidup kita kayak gini, gimana?
Ya
itu, aku dulu kan kepikiran gimana kalau aku hidup jauh dari orang tua? Apa aku
bisa? dan Allah memberikan jawabannya seperti ini. Yuk kita ingat lagi, bahwa
hidup ini hanya titipan. Kita pun ada di kehidupan yang kita jalani saat ini,
semua, dan segalanya karena memang Allah yang sudah berkehendak, lagi-lagi kita harus ingat karena Allah lebih tau yang terbaik untuk kita.
Jadi, setelah kepergian Ibu ke
Rahmatullah aku belajar untuk hidup lebih mandiri.
Alhamdulillah setelah diputuskan
bahwa aku diterima lolos masuk PTN di Universitas Negeri Semarang itu artinya
aku akan tinggal jauh dari Bapak. Ah.. rasanya ga mau ninggalin bapak sendirian
di rumah. Tapi agak lebih tenang, karena masih ada kakakku yang kedua yang
menjaga dan memperhatikan Bapak lebih dekat dibandingkan aku yang harus terpisah
jarak berkilo-kilo meter ini.
Aku gatau apa yang ada dipikiran
Bapak saat itu, pas aku tau dan dinyatakan lolos masuk PTN aku nangis
senangis-nangisnya ngabarin lewat telfon ke Bapak, dimana saat itu Bapak masih
di kantor.
*untuk yang mau baca ceritaku
tentang PTN klik link ini ya*
*untuk yang mau aja*
*kalau ga mau gapapa kok, ga maksa*
*tapi sih, aku rekomendasiin
untuk baca*
*karena ada cerita yang semoga
temen-temen bisa mengambil hikmahnya*
*KLIK*
---
Hari-hari keberangkatanku untuk
dilepas dan tinggal di Semarang semakin dekat. Sebelum masuk perkuliahan, aku
dan Bapak harus datang ke kampus untuk meregristrasikan diriku yang telah
dinyatakan lolos. Selama diperjalan ke Semarang pun, rasanya agak berat secara
anak bekasi banget dah. Dari lahir udah tinggal di Bekasi hehe... Setelah
proses panjang, beberapa minggu kemudian aku harus menjalani ospek,
okpt/kepramukaan di Kampus sebelum aku benar-benar resmi menjadi mahasiswa. Saat
itu, aku sekalian langsung ditinggal sama Bapak. Karena waktunya juga
bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, jadi biar sekalian aku langsung pulang
kampung ke Kebumen. Ini sih biar ga repot ngeluarin uang lebih banyak lagi hehe
:p dan ga perlu ngeluarin waktu banyak untuk sampai ke kampung Bapak-Ibuku.
Kehidupan sebagai anak rantaupun
dimulai.....
Continued.
0 komentar:
Posting Komentar