Mimpi, semua orang kenal dengan yang namanya mimpi, termasuk saya dan Anda yang saat ini sedang membaca postingan ini.
Contoh sederhana, ketika Anda membayangkan kelak dimasa depan Anda
ingin memiliki rumah, mobil atau bercita-cita ingin menjadi orang
terkenal, biasanya tindakan atau perbuatan seperti itu bisa disebut
mimpi. “aku bermimpi suatu saat nanti akan ….” ya! seperti itulah
ungkapannya.
Contoh lainnya : ”Tadi malam saya bermimpi mendapatkan banyak buku
bacaan tentang sukses dimasa muda, di mimpi itu saya mendapatkan buku
dengan cuma-cuma, tapi pas terbangun ternyata di tempat tidur saya
terdapat buku-buku bacaan yang tadi malam saya baca”, nah ilustrasi
tersebut bisa kita sebut MIMPI.
Dengan dua contoh diatas kira-kira Anda bisa memahami bahwa sebutan MIMPI biasanya di tujukan untuk dua hal tersebut.
Dengan demikian pengertian MIMPI secara sederhana bisa kita simpulkan seperti ini :
Mimpi = keinginan, cita-cita, harapan dan khayalan untuk suatu hal yang ingin terjadi di masa depan
Mimpi = Gambaran aktivitas atau kejadian yang terjadi pada saat seseorang tidur.
Adapun Wikipedia mengartikan mimpi sebagai berikut :
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).
Dalam sharing kali ini, saya ingin mencoba mengajak pembaca memahami
lebih jauh mengenai mimpi berdasarkan islam, karena tidak ada suatu ilmu
yang kadar kepastiannya melibihi ilmu islam (ilmu yang berdasarkan
kepada firmah Allah yang terdapat di Al-qur’an.
Beberapa ayat alquran yang menyebutkan perihal mimpi :
Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu)
Tuhanmu meliputi segala manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang
telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia
dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami
menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar
kedurhakaan mereka. (QS. Al-Israa : 60)
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar.” (QS. Ashshaaffaat: 102)
Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan
disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub,
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang
bapakmu[743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf : 6)
Dari beberapa ayat diatas bisa kita cermati, bahwa mimpi adalah suatu
perkara yang dikenal dalam islam, dan lebih dari itu Allah subhanahu
wata’la memberikan beberapa kelebihan kepada nabiNya, yaitu kemampuan
untuk menta’wil atau menterjemahkan maskud dari mimpi. salah satunya
kepada nabi Yusuf ‘alaihi salam, yang kita kenal memiliki mu’jizat
menafsirkan mimpi.
Dan
demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan
disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub,
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang
bapakmu[743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha BijaksanDan demikianlah Tuhanmu,
memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian
dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan
kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada dua orang bapakmu[743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
Beberapa Hadits yang menyebutkan perihal mimpi :
dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa sesungguhnya dia mendengar Nabi saw bersabda:
“Apabila sesorang dari kamu memihat suatu mimpi yang menyenangkan
maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari Allah swt, maka hendaknya ia
memuji Allah swt (bertauhid) atas mimpinya dan hendaknya ia
memberitahukannya. Dan apabila ia melihat tidak demikian dari yang tidak
menyenangkannya maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari syaitan, maka
hendaklah ia memohon perlindungan (ta’awwudz kepada Allah swt) dari
keburukannya dan janganlah menuturkannya kepada seseorang, maka mimpi
itu tidak membahayakannya (madharat).” (HR : Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,yang artinya :
“Tidaklah tinggal dari tanda-tanda kenabian kecuali berita-berita
gembira”. Para shahabat bertanya :”apa itu berita-berita gembira?”,
Rasulullah saw bersabda: “mimpi yang baik” (hr. Bukhari).
diriwayatkan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw:
“Sesungguhnya saya telah bermimpi (melihat) kepalaku telah terputus
(dari badanku) lalu saya mengikutinya dari belakang, maka Nabi saw
mencelanya dan bersabda : “janganlah kamu ceritakan (kepada orang lain)
permainan syaithan terhadapmu di dalam mimpi(mu)” (HR. Muslim)
Dari beberapa hadits diatas bisa kita simpulkan bahwa mimpi terbagi kedalam dua bagian :
1. Mimpi Baik,
Yaitu mimpi yang dirasakan oleh si pemimpi berupa sesuatu yang baik
bagi dirinya, bukan berupa kesedihan, atau hal-hal yang dirasakan
menyedihkan, membuat gundah dan gelisah.
Dan juga ada yang mengatakan mimpi baik cirinya tidak di dahului oleh
khayalan atau pikiran sebelum tirdur, mimpi benar-benar datang
sendirinya. dan tidak terkait dengan kejadian sebelum si pemimpi
tertidur.
Mimpi baik datangnya dari Allah Subhanhu wata’ala, dan seyogyanya bagi
kita yang mengalami mimpi baik memanjatkan puji dan syukur kepada Nya,
dan juga menceritakan mimpi baik ini kepada orang yang dianggap baik.
sebagai mana kutipan hadits :
Apabila sesorang dari kamu memihat suatu mimpi yang menyenangkan maka
sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari Allah swt, maka hendaknya ia memuji
Allah swt (bertauhid) atas mimpinya dan hendaknya ia memberitahukannya
(HR. Bukhari)
2. Mimpi Buruk,
yaitu mimpi yang dirasakan tidak baik oleh si pemimpi, biasanya mimpi
yang menyebabkan rasa sedih, takut, khawatir berlebihan, gundah dan
gelisah.
Mimpi buruk ini datangnya dari syaitan, sebagai musuh utama manusia,
syaitan hendak memberikan gangguan dari berbagai arah, salah satunya
dari mimpi.
Oleh karenanya Jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai,
disunnahkan melakukan lima perbuatan. Yaitu, mengubah posisi tidur,
meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah
dari godaan setan yang terkutuk, bangun dan shalat, dan tidak
menceritakan mimpinya kepada siapa pun.
Dan apabila ia melihat tidak demikian dari yang tidak menyenangkannya
maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari syaitan, maka hendaklah ia
memohon perlindungan (ta’awwudz kepada Allah swt) dari keburukannya dan
janganlah menuturkannya kepada seseorang, maka mimpi itu tidak
membahayakannya (madharat).” (HR : Bukhari)
Hindari kebiasaan menafsirkan mimpi tanpa ilmu!
Saat ini masih banyak sekali orang yang mencari-cari ta’wil atau arti
dari mimpi yang dialami, bahkan tidak banyak yang terjatuh ke jurang
Ke-Syirikan, dimana orang tersebut mempercai ucapan atau tafsiran dari
seseorang yang tidak sama sekali mengetahui ilmu ta’wil ini.
yang perlu kita yakini saat ini adalah, bahwa mimpi itu ada dua maca,
mimpi baik yang datangnya dari Allah dan mimpi buruk yang datangnya dari
syaitan, tidak perlu kita mencari-cari arti mimpi kita, karena
kebanyakan jawaban dari penta’wil mimpi saat ini adalah salah, apalagi
bersumber dari sesuatu yang salah seperti ramalan china, ramalan
kejawen, bahkan berasal dari cerita orang dulu yang tidak jelas
sumbernya.
Wallahu’alam, smoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda yang membaca,
saya sangat terbuka sekali menerima hal baru dari Anda yang mengetahui
lebih jauh mengenai MIMPI ini.
Ditulis oleh Muhammad Ihsan Firdaus